Mudik adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh perantau, terutama saat lebaran. Umumnya, pemudik akan menggunakan moda transportasi kereta karena dinilai paling tepat waktu dan anti macet. Momen mudik 2023 bersama Gunung Harta Transport Solution menjadi momen keduaku mudik menggunakan mode transportasi bus.
Alasan Mudik dengan Bus
Sebetulnya, mudik menggunakan kereta api memang solusi yang paling tepat bagiku dilihat dari segi waktu perjalanan, waktu berangkat, waktu tiba, hingga harga yang masih masuk akal. Namun, persaingan memperebutkan tiket kereta benar-benar ketat dan penuh dengan keberuntungan alias sulit sekali untuk bisa tembus ke server PT KAI pada momen tersebut. Pemesanan tiket kereta untuk mudik sudah bisa dilakukan pada H-60 sebelum keberangkatan. Orang-orang rela begadang tengah malam untuk memperebutkan tiket kereta api.
Sebagai seorang pegawai pemerintah yang suka mengubah kebijakan mendadak, aku menghilangkan opsi mudik dengan kereta. Takutnya ketika sudah pesan tiket, ternyata ada perubahan jadwal cuti bersama —yang akhirnya benar terjadi. Oleh sebab itu, sudah dua tahun ini aku memilih mudik menggunakan bus.
Mudik dengan bus memiliki tantangan sendiri seperti lalu lintas yang tidak bisa dipastikan macet dan tidaknya, waktu perjalanan yang cukup lama, hingga waktu berangkat yang kurang enak. Harga tiket bus saat mudik juga bisa naik hingga dua kali lipat. Namun, itu tidak menyurutkan niatku untuk tetap mudik dengan menggunakan bus.
Sekilas Bus Gunung Harta Transport Solution
Ada beberapa bus yang bisa kupilih, tapi aku memilih menggunakan bus Gunung Harta Transport Solution pada mudik kali ini. Pemilihan ini sudah berdasarkan hasil riset mengenai fasilitas, lokasi agen, harga, waktu perjalanan, hingga pengalaman tahun lalu yang juga naik bus ini. Namun, jika sebelumnya aku memilih bus dengan rute Bandung – Babat (via Pantura), tahun ini aku memilih rute Bandung – Malang (via tol Trans Jawa).
PO Gunung Harta Transport Solution (atau sering disebut GHTS) memiliki banyak rute. Khusus di Bandung, GHTS punya empat rute: Bandung-Sumenep, Bandung-Ponorogo, dan dua rute Bandung-Malang (satu lewat pantura, satu lewat tol trans jawa). Pemesanan tiket bus GHTS bisa dilakukan melalui beberapa cara seperti kontak langsung agen, melalui website resmi bus GHTS, atau melalui aplikasi pihak ketiga seperti Traveloka atau Redbus. Aku sendiri memesan melalui website resmi bus GHTS.
Keuntungan membeli tiket melalui website resmi adalah kita bisa memilih bangku sendiri sesuai keinginan. Aku memilih bangku nomor 3D. Berada di tengah-tengah, tidak terlalu ke depan, dan tidak terlalu ke belakang. Aku sempat bingung ketika masuk proses pembayaran karena nomor rekening tidak langsung muncul. Setelah klik pada bagian munculkan kode pembayaran sekaligus rekening, aku baru bisa membayar tiketnya. Proses selanjutnya sangat cepat. Notifikasi konfirmasi pembayaran langsung masuk beberapa menit setelah aku melakukan transfer. Selanjutnya, aku tinggal mengunduh e-ticket dan ditunjukkan ke agen keberangkatan nanti. Harga yang harus aku bayar untuk perjalanan penuh dari Bandung ke Malang sebesar Rp. 620.000.
Baca juga: Bus Mewah 27 Trans
Fasilitas Mudik 2023 Bersama Gunung Harta
Selepas Salat Jumat, aku langsung memesan ojek online yang mengantarkanku ke pool sekaligus kantor perwakilan bus GHTS Bandung. Lokasinya ada di Jalan Kebon Kawung, sekitar 200 meter di sebelah barat dari stasiun Bandung. Kantornya kecil, di belakangnya ada sebuah lahan yang luas, biasanya digunakan sebagai garasi untuk beberapa bus. Selain Gunung Harta, ada Nusantara yang juga menggunakan garasi yang sama.
Tiba di pool, aku langsung menghampiri petugas untuk melaporkan kehadiran atau proses check in sekaligus pencetakan tiket. Tiket bus harus dicetak karena ada bagian kupon makan yang nanti ditukar dengan satu kali makan di rumah makan. Bus yang akan membawaku ke Malang sudah nangkring di depan. Sementara di garasi, ada bus GHTS lain sesama jurusan Malang tapi lewat pantura (Pati, Rembang, Tuban, Lamongan).
Sasis dan Bodi Bus
Bus yang aku tumpangi ini menggunakan bodi jenis UHD atau Ultra High Deck yang tingginya hampir mirip dengan bus double dekker. Bedanya, kursi penumpang bus UHD hanya ada di bagian atas. Konsekuensi lainnya, bagasi bawah bus menjadi sangat luas, cukup untuk menampung motor tanpa harus dipreteli terlebih dulu. Bus menggunakan sasis dari Mercedez Benz OC500 RF 2542 tronton.
Gunung Harta mengoperasikan dua bus untuk rute Bandung-Malang yang lewat tol Trans Jawa. Satu dengan julukan Mac Queen bernomor lambung GH-083, satu lagi dengan nomor lambung GH-082. Kedua bus ini identik, termasuk menggunakan sistem transmisi otomatis alias matic. Dapat dipastikan sepanjang perjalanan akan terasa mulus karena perpindahan gigi berlangsung otomatis dan sangat halus.
Kursi Bus Gunung Harta Transport Solution
Untuk bisa duduk di kursi, penumpang harus naik melalui tanggal yang ada di dekat pintu depan. Kursi penumpang yang ada di dalam bus berjumlah 32 kursi, berukuran cukup besar, dengan konfigurasi 2-2 yang dibuat oleh Hai Rimba Kencana. Di setiap kursi diberikan AVOD (Audio Video on Demand) sebagai bagian dari fasilitas bus Gunung Harta. Tersedia banyak film dan musik di dalam AVOD yang akan menghibur penumpang selama perjalanan. Namun, agar bisa menikmati AVOD, penumpang harus menyiapkan sendiri earphone atau headphone atau headset.
Di bagian depan kursi terdapat legrest yang berbentuk kotak dan terpisah dari kursi utama. Legrest ini bisa dibuka dan dijadikan sebagai tempat sandal atau sepatu. Ruang antar kursi sangat lebar bahkan aku masih bisa menaruh tas di depan legrest.
Yang paling menarik, di setiap kursinya dilengkapi juga dengan mesin getar sehingga bisa berfungsi sebagai kursi pijat. Namun sayang, ternyata aku kurang cocok karena justru merasa geli dan malah sakit semua. Sepertinya aku lebih cocok dipijat oleh mbok-mbok yang menggunakan minyak, biasanya akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Pendingin Ruangan, Selimut, Bantal, Dispenser, hingga Toilet
Untuk melengkapi fasilitas yang ada, di dalam bus Gunung Harta Transport Solution juga terdapat AC atau pendingin ruangan. AC bus GHTS ini sangat dingin saat malam hari. Hampir semua penumpang bahkan menutup louver AC. Sebagai langkah antisipasi, bus GHTS juga menyediakan selimut yang tidak tebal tapi sudah cukup hangat. Agar lebih nyaman, bus juga memberikan fasilitas bantal di setiap kursi. Penumpang bisa tidur dengan nyenyak selama perjalanan.
Di dalam bus juga terdapat dispenser yang menyala selama perjalanan dan menyediakan air panas. Air panas ini bisa digunakan untuk menyeduh teh atau kopi. Di atas dispenser sudah disediakan juga teh, kopi, beserta gulanya. Penumpang bisa mengambil sepuasnya, tapi sebaiknya digunakan saat bus berjalan saja dan tidak dibawa pulang. Selama dua kali aku naik bus ini, aku belum mencoba fasilitas dispenser ini karena malu jika harus bolak-balik dari kursi ke dispenser.
Seperti bus malam pada umumnya, di setiap bus GHTS juga menyediakan toilet yang bisa digunakan penumpang. Termasuk dalam perjalanan mudik 2023 bersama Gunung Harta kali ini. Toilet yang ada di bus hanya boleh digunakan saat bus berjalan dan hanya boleh untuk buang air kecil.
Makan Malam dan Snack
Sama seperti bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) atau bus malam lainnya, GHTS juga menyediakan fasilitas makan malam yang sudah termasuk dalam harga tiketnya. Bus UHD GHTS yang aku naiki untuk mudik kali ini akan melakukan servis makan di Rest Area KM 102A, Subang. Berbeda dengan bus GHTS dari Bandung lainnya yang melakukan servis makan di RM Amelia Sumedang. Bus GHTS juga memberikan snack yang dibagikan pada awal keberangkatan. Snack ini biasanya berisi makanan ringan dan air mium yang sangat cocok untuk mengganjal perut hingga berhenti di rumah makan nanti.
Rekap Fasilitas Mudik 2023 bersama Gunung Harta
- Body Bus: Jetbus 3+, Ultra High Deck (UHD) Voyager Karoseri Adiputro Malang
- Sasis: Mercedez Benz OC500 RF 2542
- Rute: Bandung-Surabaya-Malang lewat tol Trans Jawa
- Waktu perjalanan: Berangkat agen Kebon Kawung 14.00 WIB, Tiba Malang 05.30 WIB
- Kelas: Executive
- Harga Tiket: Rp 620.000 (Harga lebaran; normal Rp 410.000)
- Kursi: Aldilla, reclining seat, dilengkapi dengan port usb dan kursi getar dengan foot rest
- Fasilitas dalam bus: Toilet (Khusus untuk buang air kecil), selimut, bantal, audio video on demand (AVOD), pendingin ruangan (AC).
- Fasilitas makanan: Disediakan snack dan satu kali servis makan di Rumah Makan Taman Sari
Perjalanan Mudik 2023 bersama Naik Gunung Harta
Pukul 13.58 WIB, bus Gunung Harta bergerak perlahan meninggalkan kantor pusat Gunung Harta di Bandung, di Jalan Kebon Kawung. Waktu keberangkatan ini lebih cepat dua menit dari seharusnya, tapi sepertinya sengaja karena semua penumpang yang naik dari agen Kebon Kawung sudah lengkap. Mempercepat waktu keberangkatan juga menjadi langkah antisipasi jika ada kemacetan di tengah perjalanan.
Mudik 2023 bersama Gunung Harta dimulai dari sini. Bus bergerak dengan kecepatan sedang melintasi tengah kota Bandung yang cukup ramai siang itu. Meskipun ramai, tingkat kepadatan kendaraan masih tergolong wajar. Tidak ada penumpukan kendaraan yang menyebabkan kemacetan panjang. Beberapa ruas memang ada penumpukan, tapi disebabkan karena lampu merah dan tidak butuh waktu lama untuk bisa bergerak. Bahkan ruas-ruas seperti di persimpangan Gasibu-Jalan Surapati, beberapa persimpangan di Suci, jalan Ahmad Yani tidak macet. Perjalanan dari Kebon Kawung ke Terminal Cicaheum memerlukan waktu tiga puluh menit saja.
Bus Gunung Harta UHD langsung parkir di belakang bus Gunung Harta tujuan Madura. Banyak penumpang yang naik dari terminal begitu juga dengan beberapa paket yang ikut dinaikkan. Di Terminal Cicaheum, bus Gunung Harta berhenti cukup lama dan akan diberangkatkan kembali pukul 15.30 sesuai jadwal. Aku langsung ikut turun untuk melihat-lihat kondisi di terminal, termasuk ingin menunaikan salat asar.
Terminal Cicaheum sore itu terpantau cukup ramai dengan banyak sekali bus-bus yang terparkir. Bus dari PO Budiman sebagai penguasa lintas Pasundan dari berbagai jurusan sudah terparkir rapi. Bus Sugeng Rahayu jurusan Surabaya-Bandung lewat Tasikmalaya-Yogyakarta berkumpul. Sinar Jaya tujuan Purwokerto dan Wonosobo ikut terparkir, membuat gerombolan sendiri, diikuti dengan bus Pahala Kencana.
Terminal Cicaheum memang tidak menjadi keberangkatan awal untuk bus-bus tertentu, tetapi masih menjadi salah satu titik menaikkan penumpang, terutama untuk bus-bus AKAP. Bus Rajawali (Bandung-Solo lewat Tol Trans Jawa), Sahalaah, New Shantika, Nusantara (tujuan Semarang, Kudus, Jepara) juga ikut masuk ke terminal Cicaheum.
Bus-bus tujuan Jawa Timur lain seperti Haryanto (tujuan Bojonegoro), Harapan Jaya (tujuan Kediri, Tulungagung, Blitar), KYM Trans (tujuan Surabaya), dan 27 Trans (tujuan Malang) tidak ketinggalan untuk masuk ke terminal Cicaheum. Bus 27 Trans menjadi bus dengan fasilitas paling mewah yang ada di jalur Bandung-Surabaya-Malang sekaligus menjadi bus dengan tarif paling mahal di jalur itu. Terakhir cek harga tiket untuk momen lebaran, 27 Trans menyentuh angka Rp950.000. Tapi aku sendiri penasaran, semoga kali lain bisa berkesempatan jalan-jalan naik 27 Trans, ketika harga sudah normal.
Tepat pukul 15.30 bus kemudian berangkat dari terminal Cicaheum. Kondisi terminal yang cukup padat sore itu cukup menyulitkan bus Gunung Harta untuk keluar. Ukuran bus yang lebih besar dari rata-rata bus membuat supir harus pintar bermanuver. Ditambah lagi, ada syuting sinetron Preman Pensiun yang sedang mengambil gambar di sana.
Bus menuju arah timur, menuju pemberhentian selanjutnya di agen Cileunyi. Lalu lintas sudah mulai padat. Jam pulang kerja yang berbarengan dengan waktu orang-orang keluar rumah untuk mencari takjil membuat volume kendaraan di Bandung membludak. Diperparah dengan banyaknya Pak Ogah yang menyeberangkan kendaraan membuat bus harus berjalan perlahan. “Lha kene iki kalah karo duik rongewu,” Lha kita ini kalah dengan uang dua ribu, ujar salah satu kru.
Butuh waktu satu setengah jam perjalanan dari terminal Cicaheum ke agen Cileunyi. Di Cileunyi ini terdapat banyak sekali agen bus. Umum sekali bus-bus AKAP tujuan Jawa Timur dan Jawa Tengah yang berhenti di Cileunyi. Bus Gunung Harta berhenti cukup lama di sini untuk menaikkan penumpang dan paket-paket besar. Ada yang bilang bus-bus AKAP mendapatkan keuntungan lebih besar dari mengantar paket dibanding penumpang. Tidak sedikit juga paket-paket ini yang masuk ke kantung dan menjadi tambahan bagi para kru.
Bus diberangkatkan kembali pukul 17.30 WIB. Kursi penumpang terisi penuh. Dari agen di Cileunyi, bus akan memutar dan masuk tol melalui gerbang tol Cileunyi. Sayangnya, sore itu macet parah di daerah Cileunyi-Jatinangor-IPDN. Butuh waktu setengah jam, dengan berjalan perlahan melewati kemacetan, agar kami bisa masuk di tol Purbaleunyi. Dari sini, bus akan melintasi tol hingga tujuan akhir di Malang. Sebelum masuk tol, kru bus membagikan snack yang terdiri dari satu makanan ringan, dua buah roti, dan satu botol air minum. Waktu yang tepat karena di luar azan magrib sudah berkumandang, saatnya berbuka puasa.
Sempat ada wacana jika nanti tol Cisumdawu sudah beroperasi penuh, semua bus Gunung Harta akan dilewatkan ke sana, tidak lagi memutar seperti sekarang melewati Tol Purbaleunyi, Tol Cipularang, baru masuk ke Tol Cipali. Bus melaju kencang, hujan mulai turun setelah sesiangan tadi sudah mulai mendung. Di dalam bus begitu nyaman, tidak terdengar suara mesin, apalagi suara kap bodi bus. Tidak ada bunyi gemlodag. Senyap.
Bus melaju kencang hingga mencapai kecepatan maksimum lebih dari seratus kilometer perjam. Butuh waktu 75 menit perjalanan dari Gerbang Tol Cileunyi hingga Gerbang Tol Kalihurip Utama dan Cikampek Utama. Selanjutnya bus melintasi tol Trans Jawa dan berhenti di Rest Area KM 102A Cipali, Subang, untuk servis makan. Cuaca di luar bus hujan cukup deras rupanya.
Pukul 19.40, bus sudah terparkir di dekat Rumah Makan Taman Sari, Rest Area KM 102A Cipali. Sudah banyak bus lain yang terparkir seperti Tiara Mas, Harapan Jaya, dan bus Gunung Harta merah, serta bus pariwisata lain. Penumpang turun untuk istirahat, salat, dan makan. Kami diberi waktu tiga puluh menit.
Aku langsung bergegas menuju ke counter penukaran tiket makan, mengambil piring, sendok, garpu. Baki-baki berisi makanan mulai sayur sop, kuah bakso, ayam goreng, telur asin, dan banyak lainnya tersedia di atas meja. Penumpang boleh mengambil makanan dengan sistem prasmanan yang terdiri dari nasi, sayur, dan satu jenis lauk saja. Agar tidak ada penumpang yang curang, setiap bagian sudah ada petugas yang jaga atau ada “kiper”nya. Di bagian paling ujung ada buah dan teh hangat sebagai pelengkap.
Bagi yang tidak selera makan, kalian juga bisa menukarkan tiket makan dengan Pop Mie. Biasanya, sih, kalian harus menambah beberapa ribu, tapi aku kemarin tidak tanya. Kalau naik bus lain seperti Rosalia Indah yang punya rumah makan sendiri, kadang kita bisa upgrade menu dengan menambah beberapa ribu rupiah.
Aku mengambil nasi dengan mie dan lauk ayam goreng. Aku meminta petugas untuk menyiramkan sedikit kuah agar terasa hangat dan menjadi berkuah. Tidak lupa aku mengambil sepotong buah semangka dan segelas teh hangat. Kondisi rumah makan malam itu begitu ramai. Aku mencari tempat yang masih kosong dan berada di sisi paling luar.
Aku berusaha mencari makan-makanan yang berkuah dan agak panas karena di dalam bus cukup dingin. Makanan yang berkuah dan panas akan membuat perutku terasa hangat sehingga akan menghindarkanku dari risiko masuk angin. Tidak lupa sebelum menghabiskan segelas teh hangat, aku mengeluarkan dan meminum Tolak Angin sachet yang menjadi bagian dari healthy kit. Tolak Angin tidak terpisahkan terutama saat akan naik bus. Soal rasa makanan sih biasa saja, tergolong standar rasa makanan di rumah makan umum.
Dulu waktu kecil, suka sekali naik bus dan berani duduk di depan. Sekarang, rasanya gampang sekali untuk mabuk. Banyak yang bilang karena aroma di dalam bus dan menyalahkan Stella aroma jeruk sebagai biang keladi. Tapi rasanya bukan, karena di kamar kos, aku juga menggunakan pengharum ruangan merek Stella dengan aroma jeruk dan justru wangi sekali. Kemungkinan besar penyebabnya adalah aroma yang keluar dari AC bus dan kendaraan lain yang identik. Ditambah dengan motion sickness dan kondisi tubuh yang kurang fit. Oleh sebab itu, aku berusaha membawa Tolak Angin, dan mengenyangkan dan menghangatkan perut jika ada kesempatan untuk berhenti servis makan di rumah makan.
Setelah semua makanan dan teh sudah habis, aku bergegas menuju ke toilet. Toilet Rumah Makan Taman Sari ada banyak dan cukup bersih dibanding toilet di Rest Area lain yang pernah aku kunjungi. Dan tidak pesing. Jangan lupa, sebelum keluar dari toilet, bayar dulu Rp 2.000 untuk dana kebersihan. Dari toilet, aku menuju ke musala, mengambil air wudu kemudian menunaikan salat magrib dan isya secara jamak qashar.
Masih ada beberapa waktu sebelum mudik 2023 bersama bus Gunung Harta kembali dilanjutkan. Aku mengambil beberapa foto di luar area rumah makan. Sisa-sisa hujan yang tadi turun masih berbekas meninggalkan tanah yang becek dan genangan air.
Sekitar pukul 20.30 WIB, bus Gunung Harta UHD tujuan Malang kembali melanjutkan perjalanan. Lampu di dalam bus dimatikan untuk memberi kesempatan bagi penumpang agar bisa tidur dengan nyenyak. Memang setelah makan dan kenyang, paling enak dilanjutkan dengan tidur. Apalagi di dalam bus dengan guncangan yang lembut seperti sedang diayun-ayun.
Malam itu berbarengan dengan jadwal pertandingan uji coba Timnas sepakbola U-22 sebagai persiapan SEA Games. Salah satu penumpang yang duduk di dekatku menyalakan AVOD dan menonton pertandingan secara streaming. AVOD bus memang sudah tersambung dengan internet, tetapi tentu saja jangan berharap banyak karena pasti lambat.
Sesekali tertidur dan terbangun, sesekali juga aku mengambil gambar. Entah itu foto atau video. Perjalanan sudah melewati kabupaten Batang, saat bus Gunung Harta disalip oleh bus mewah milik Juragan 99. Sempat aku mengintip dari jendela, penumpang bus Juragan 99 dengan fasilitas sleeper sedang asik tiduran sambil menonton di layar. Kemudian aku kembali memposisikan dan menyamankan diri untuk kembali lanjut tidur.
Seperti bus Gunung Harta lainnya, bus Gunung Harta yang aku naiki keluar di gerbang tol Penompo, Mojokerto. Tujuannya untuk isi solar dan kontrol. Konon, SPBU di Mojokerto ini sudah dibeli oleh pihak Gunung Harta. Setiap bus Gunung Harta yang melintas di sekitar Mojokerto wajib untuk mampir di sini. Kebetulan juga waktu yang tepat untuk sekadar beli makanan kecil untuk sahur. Aku memilih untuk beli dan sahur dengan air mineral saja.
Bus berangkat dan masuk lagi melalui gerbang tol Penompo, melanjutkan perjalanan yang tinggal sebentar lagi menuju ke Surabaya dan Malang. Bus lalu keluar di gerbang tol Waru Gunung, bergerak menuju Waru, Sidoarjo menuju kantor agen bus Gunung Harta Medaeng, Surabaya. Di depan kantor agen bus Gunung Harta Medaeng, bus menurunkan beberapa penumpang dan paket lalu melanjutkan perjalanan menuju Malang tanpa masuk Terminal Purabaya, Bungurasih.
Bus Gunung Harta masuk kembali ke jalan tol melalui Gerbang Tol Waru Utama, menyusuri tol Surabaya-Gempol. Sempat keluar di daerah Kejapanan, bus kembali masuk tol Surabaya-Pandaan. Bus sempat keluar tol untuk menurunkan penumpang di Pandaan, lalu masuk kembali di tol Pandaan-Malang. Terakhir, bus keluar tol di gerbang tol Singosari. Aku turun di pertigaan sebelum terminal Arjosari, menunaikan salat subuh yang kesiangan, sekaligus mengakhiri mudik 2023 bersama bus Gunung Harta.
[…] Baca juga: Perjalanan Mudik 2023 Bersama Gunung Harta […]
[…] Baca juga: Mudik Tahun 2023 Bersama Gunung Harta […]
[…] Gara-gara sering nonton konten bus yang ada di Youtube, aku sangat ingin sekali untuk naik bus 27 Trans ini. Rencana awalku adalah ketika mudik lebaran tahun 2023. Namun, harga tiketnya yang mencapai Rp1.000.000 untuk sekali keberangkatan tentu memberatkanku. Hasilnya aku memendam niat dan lebih memilih naik bus Gunung Harta. […]