Pukul tujuh pagi, aku sudah tiba di pool Bluebird Yogyakarta di Jalan Janti, ringroad timur. Pagi ini, aku akan melakukan perjalanan menggunakan bus Cititrans dengan rute Bandung-Yogyakarta. Kehadiran bus Cititrans menjawab keresahanku atas tidak banyaknya pilihan transportasi umum di rute Bandung-Yogyakarta.
Sedikit mundur ke belakang. Aku pernah ditanya oleh salah satu kolegaku di kantor, Mbak Dyah namanya. Ia orang Yogyakarta yang bekerja di kantorku, di Bandung. Suatu hari, saat kami tak sengaja bertemu, ia bertanya, “Gallant, kamu kan sering bus-busan. Kalau Bandung-Yogyakarta gitu ada rekomendasi bus yang nyaman, nggak ya?”
Saat itu, pilihan bus untuk rute Bandung-Yogyakarta tidak banyak. Seingatku ada Budiman, Sugeng Rahayu, Rajawali, dan Damri. Namun, semua bus-bus tersebut menurutku belum cukup nyaman dibandingkan dengan bus dari Jakarta ke Yogyakarta. Alhasil, saat itu aku hanya menjawab, “Wah, kalau untuk Bandung-Yogyakarta ya masih mending naik kereta, Mbak.”
Memang, kereta api masih menjadi pilihan utama untuk rute Bandung-Yogyakarta. Pilihannya ada banyak dengan berbagai pilihan kelas dan jam keberangkatan. Selain itu, naik kereta Bandung-Yogyakarta dirasa masih jauh lebih cepat dibanding naik bus. Namun, kehadiran bus Cititrans mengubah pilihan transportasi umum di jalur ini.
Cititrans yang sudah bergabung dengan Bluebird menghadirkan divisi busline dengan berbagai rute. Salah satu rute yang dibuka dan dilayani oleh Cititrans bus ini adalah Bandung-Yogyakarta, rute yang sebetulnya kurang dilirik oleh perusahaan otobus. Untuk rute ini, tidak tanggung-tanggung, Cititrans langsung menghadirkan bus premium dengan dua kelas: Suites dan Super Eksekutif.
Kembali ke masa ini.
Pukul 07.30 WIB, aku sudah bersiap duduk di kursiku di kelas Eksekutif. Sejenak aku melambaikan tangan karena berpisah dengan Ajeng. Bus mulai berangkat meninggalkan pool Bluebird di Jalan Janti menuju ke arah timur, mengarah ke Klaten melewati Jalan Solo.
Tiba di Klaten, bus langsung masuk tol melalui Gerbang Tol Klaten. Ini kali pertama aku masuk tol lewat sini. Untuk menuju ke gerbang tol di Klaten ini bus harus melewati jalan-jalan kecil yang menurutku masih terlalu kecil untuk dilewati oleh sebuah bus. Entah memang jalur sebenarnya atau saat itu supir sedang menggunakan jalur alternatif karena jalur utama macet. Perjalanan dari Yogyakarta ke Solo ditempuh normal selama tiga puluh menit.
Saat ini aku duduk di kelas Super Eksekutif. Untuk kelas Super Eksekutif sendiri menggunakan kursi dari Rimba Kencana dengan konfigurasi dua di kanan dua di kiri. Terdapat port USB baik itu tipe A maupun tipe C untuk membantu penumpang mengisi ulang baterai ponselnya. Perlu dicatat, hanya boleh mengisi ulang baterai, ya. Tidak powerbank, laptop, apalagi mobil listrik.
Di setiap kursinya sudah ada selimut tebal dan bantal yang masing-masing terdapat bordir bertuliskan Cititrans. Tak hanya itu, sejak aku masuk, di kursinya sudah terdapat sebuah paperbag yang cukup berat berisikan jajanan yang jumlahnya tidak sedikit. Dan seperti bus-bus premium pada umumnya, ada juga dispenser di dekat pintu tengah yang dilengkapi dengan berbagai minuman dalam bentuk sachet dan pengaduk. Semuanya gratis bagi penumpang.
Bus melaju dengan kecepatan sedang di ruas tol Klaten-Solo pada pagi yang cerah itu. Keberadaan tol Klaten-Solo (yang nantinya akan diperpanjang hingga Yogyakarta) ini benar-benar menyingkat waktu. Bus Cititrans dengan rute Bandung-Yogyakarta ini cukup menempuh waktu 45 menit saja dari Klaten ke Sukoharjo. Di sini, bus keluar tol untuk mengambil penumpang di titik penjemputan dekat Kartasura.
Tak berangsur lama, bus kembali berangkat. Langsung masuk tol dan menuju ruas tol Semarang-Solo yang bersatu dengan ruas tol Trans Jawa. Di sini, pramugari menghampiri setiap penumpang, menanyakan menu makan yang dipilih saat istirahat makan siang nanti. Mengingat bus Cititrans ini servis makan di Rumah Makan Ibu Hj. Cijantung, tentu saja aku memilih paket nasi gepuk, sayur asem, dan es teh.
Bus melaju dengan kecepatan sedang. Pembawaan supir sangat nyaman. Suasana di dalam bus yang cukup dingin, senyap dari suara mesin, dan kursi yang empuk membuatku terlena. Aku tertidur hingga terbangun di Krapyak, Semarang. Bus keluar dan mampir ke kantor Cititrans Krapyak. Di sini, penumpang diberikan waktu istirahat 15 menit. Di sini juga, kaca bus bagian depan yang kotor sempat dibersihkan.
Kantor Cititrans Krapyak sendiri sekaligus menjadi tempat pergantian supir bus. Bila bus jarak jauh pada umumnya langsung membawa tiga kru (dua supir, satu kernet biasanya), khusus bus Cititrans setiap perjalanannya hanya membawa dua kru saja (satu supir dan satu kernet/pramugari/pramugara). Namun, bus Cititrans wajib untuk mampir di Krapyak. Di Krapyak inilah kemudian terdapat pergantian supir bus. Sistem ini mirip dengan sistem pergantian masinis di kereta api.
Bus langsung melanjutkan perjalanan dan memasuki gerbang tol Kalikangkung. Bus masih melaju dengan kecepatan normal. Sepertinya supir bus Cititrans memang sudah ditanamkan untuk selalu sesuai SOP terkait keamanan, keselamatan, dan keamanan. Bus lalu mampir ke Rest Area 360 di Batang untuk melakukan servis makan. Aku segera turun dan menuju Rumah Makan Ibu Hj. Cijantung yang tak jauh dari tempat bus berhenti.
Di setiap meja sudah terhidang makanan yang sudah kupesan sebelumnya. Terdapat nomor kursi di atas meja, sehingga aku tinggal duduk sesuai dengan nomor kursi. Tanpa berlama lagi, aku segera membuka bungkus plastik dan menyantap makanan. Aku makan dengan cepat lalu segera menuju masjid begitu azan duhur berkumandang. Aku segera menunaikan salat duhur dan salat asar sekaligus mengingat waktu istirahat di sini hanya 30-45 menit saja.
Selepas salat, aku segera kembali ke dalam bus. Di luar yang panas segera berganti menjadi dingin begitu aku masuk dan duduk di kursiku. Kursi yang sudah dilengkapi dengan legrest terpisah ini segera kusesuaikan. Aku atur agar aku nyaman. Tak lupa setelah makan, kenyang, tidak ada lagi hal paling enak selain tidur. Aku buka selimut dan kupasang untuk menutupi badan. Kepalaku ditopang dengan bantal kecil yang tetap nyaman. Tak berapa lama, aku terlelap.
Sempat terbangun saat bus mengisi solar di Brebes, tepatnya di Rest Area Banjaratma. Rest Area yang terdapat bekas pabrik gula Banjaratma sekaligus menjadi salah satu daya tarik wisata di tol Trans Jawa. Aku langsung kembali tidur dan bangun sekitar pukul 14.26 WIB bertepatan dengan bus Cititrans yang masuk ruas tol Cisumdawu.
Jalan tol Cisumdawu ini merupakan salah satu ruas tol yang memiliki pemandangan cukup indah. Jalannya naik turun, mirip seperti tol Cipularang atau tol Semarang-Solo. Adanya tol Cisumdawu ini bisa memangkas waktu perjalanan menuju Bandung. Dari gerbang tol Cisumdawu di Majalengka hingga Cileunyi di Bandung Timur, bus Cititrans hanya membutuhkan waktu satu setengah jam saja. Bus sempat terkena macet cukup lama di Tol Padaleunyi.
Perjalananku sendiri berakhir di Pasteur pada pukul 16.30 WIB. Dengan perjalanan yang berdurasi sembilan jam perjalanan memang masih belum bisa mengalahkan waktu tempuh dengan kereta api. Namun, dengan harga mulai Rp350.000,00 penumpang sudah mendapatkan kenyamanan yang sangat mewah selama perjalanan. Aku sendiri sangat puas dengan naik bus Cititrans dan menjadi pilihan saat aku bepergian Bandung-Yogyakarta.
Time Table bus Cititrans Bandung-Yogyakarta:
Berangkat Pool Bluebird, Janti, Yogyakarta: 07.30 WIB
Gerbang Tol Klaten: 08.09 WIB
Titik Penjemputan Kartasura: 08.34 WIB
Kantor Krapyak: 10.15 WIB
Rest Area 360 (servis makan): 11.19 WIB
Gerbang Tol Cisumdawu: 14.26 WIB
Tiba di Pasteur: 16.33 WIB
Pemesanan bisa melalui aplikasi atau website Cititrans